Mereka Tak Lagi Menyayangiku

 

3 tahun semenjak lulus SMP aku hancur. Ayah dan ibu tak lagi peduli padaku. Aku telah mengecewakan mereka saat menolak mengikuti jejak ayah menjadi dokter . 

Apalagi nilai ku menjelang kelulusan terus menurun. Andai saja mereka tau aku juga stress saat itu. Aku pernah masuk rumah sakit karena tertabrak mobil saat berusaha menyembunyikan kegagalan ku. Yah, peristiwa selepas perpisahan SMP , kepalaku hampir terlindas tronton yang melintas cepat . Untungnya aku langsung di larikan ke rumah sakit dan hanya luka ringan .

 

Namun mungkin karena kecewa pada kemerosotan nilaiku , ayah dan ibu mulai tak acuh padaku. Aku hanya mengurung diri di kamar bahkan tak meneruskan ke SMA seperti teman yang lain.

 

Aku pernah minta tanda tangan persetujuan untuk masuk SMA, jangankan ditanda tangani , dilihatpun tidak.

Aku mulai tak dapat jatah jajan ataupun sarapan pagi , ibu sering berkata : "Nak kau sudah besar, tolong jangan selalu buat ibu sibuk memikirkan mu" 

Lalu ia pergi tanpa menatapku, aku sakit dan hanya mengurung diri di kamar, menangis sekencang-kencangnya. Kadang aku lempar benda yang ada di kamar karena emosiku meluap , namun ayah akan menggedor pintu dengan sangat keras sembari berkata "BERISIK! bisakah sekali saja kau tak mengganggu. Suaramu buat pekerjaan ku berantakan!" Aku takut dan mempercil tangisku.

 

Tadi malam aku berniat kabur dari rumah , ku bawa beberapa baju dan hati-hati melangkah. Tak sengaja ku lihat ibu keluar dari rumah membawa sebuah keranjang. Aku penasaran dan mengikuti nya hingga berhenti di sebuah tempat gelap dengan banyak tancapan batu di sekitarnya. 

Ibu menangis dan berkata "Aku menyayangimu, apapun yang kau lakukan kau tetap satu-satunya kesayangan ku. Andai saja kami tak membuatmu tertekan , mungkin 3 tahun lalu kau tak harus menghindar ketakutan hingga akhirnya tronton sialan itu menghancurkan kepalamu . Nak, aku menyayangimu"

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARGA TEPUNG 12 RIBU PERKILO, TUKANG DONAT CEPAT NAIK HAJI!

Tangga

Resonansi