Gema Itu Memanggilku Pulang
Ribuan
senja sejak hari dimana ibu merelakan aku diasuh dunia.
Aku terjerembap diatas lumpur hina yang mereka
sebut dosa. Patah arang , patah jua harapan.
Lalu di ujung sana, sebelum horizon langit
melahap cahaya yang tersisa . Ada suara yang bergema, "Pulang lah" ,
satu kata lalu sirna.
Gelap semakin pekat, tak ada cahaya selain
kunang-kunang kecil yang tak lama mati karena waktunya. Lalu sepertiga malam , di
waktu manusia berwajah jernih mencari cinta , aku masih terlentang diatas
ketidakwarasan. Bukan , hanya setengah tak waras. Suara yang sama kembali
menggema , kini lebih jelas , katanya "Pulang lah" dan aku kembali
patah
Apakah suara Tuhan? Namun Tuhan jelas tak
mematahkan, Ia memberi kasih sayang , kata orang.
Dengan mata yang masih terjaga , Waktu
menggiring ku pada suatu gema yang masih saja sama "Pulang lah"
begitu katanya.
Tubuh semakin lemah , akal makin tenggelam. Aku
butuh makanan.
Lalu wajah ibu , kasih sayang nya masih jelas
kuingat. Oh iya , ribuan hari yang lalu ia membungkuskan aku sebuah bekal.
Ku buka daun lusuh yang membungkus , tak
kudapati sesendok pun nasi yang kucari. Anehnya, energi ku bertambah. Walau
kembali melemah saat kubaca pesan singkat bertuliskan
"Lailahailallah"
Hati mukai bergetar, tenggorokan ku sesak ,
entah perasaan apa , aku hanya ingin menangis . Lalu gema itu kembali terdengar
"PULANGLAH!" , Kini lebih keras.
Kurasakan hangat di dahi hingga ubun-ubun ,
seorang makhluk yang ditutupi cahaya melekatkan telapak tangannya di kepalaku .
Aku takut , dan memperkeras tangisku. Gemanya
semakin membesar "PULANGLAH, BANGUN, BANGUN"
Ku buka mata dengan bibir yang masih nikmat
dalam tangis , tangan itu , tangan ibu.
Kuceritakan mimpi suram yang Kualami malam tadi
, ibu hanya berkata "Hanya mimpi , bangunlah , sudah subuh"
Tidak, bukan "hanya mimpi" di balik
kertas bertuliskan LAILAHAILALLAH itu terdapat pesan ibu dari ribuan senja yang
lalu.
Hari itu , usiaku 9 tahun , menjelang shalat
berjamaah dirumah berbilik bambu kala itu ibu pernah berkata "Jalan! lari
kemana saja , tp jgn lupa pulang , ibu tak bisa beri apapun, hanya peta jalan
pulang kalau sudah patah arang"
Diberikan olehnya Alquran pertamaku.
Hari
ini , Aku dipanggil Pulang
Komentar
Posting Komentar
Gimana tanggapan kamu?